Publik masih susah untuk dicari definisi tetapnya, bahkan lebih sering hanya dibedakan antara publik dengan privat. Di abad pertengahan, istilah ketuanan (Lordly) dengan publik merupakan istilah yang hampir mirip sehingga kepublikan dianggap membutuhkan seorang tuan.Ketuanandisini dianggap sebagai publik karena merupakan representatif dari masyarakat. Representasi yang dimaksud disini bukanlah perwakilan segolongan orang saja seperti DPR atau perwakilan tokoh, namun baru dianggap representatif jika mereka dapat seakan-akan menghadirkan seluruh masyarakat di dalamnya karena mereka seharusnya ada bukan untuk rakyat/negara melainkan di hadapan rakyat/negara itu sendiri. Selain itu masih banyak lagi definisi publik lainnya yang cukup membingungkan untuk dipahami.
Kata privat baru dikenal di pertengahan abad ke-16 yang memiliki makna tidak mengemban jabatan publik atau memegang jabatan pemerintah. Sehingga ketika dikembalikan pada definisi publik yang merupakan oposisi dari kata privat, dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang merupakan bagian dari institusi pemerintah dapat dikategorikan sebagai publik. Namun pengertian seperti ini tidak berlaku bagi orang yang mendapat otoritas dan masih berfungsi sebagai aparatus dalam ruang regulatif, misalnya polisi.
Di masa merkantilisme, lalu lintas perdagangan serta lalu lintas berita memegang peranan sangat penting. Para saudagar serta perusahaan memiliki kebutuhan privat atas keberadaan sebuah berita perdagangan supaya mereka dapat menyesuaikan produk dengan pasar agar memperoleh profit sebanyak-banyaknya. Karena banyaknya saudagar dan pereusahaan yang ingin memanfaatkan berita tersebut, maka semakin bersemangat pula orang-orang yang memiliki informasi untuk mempublikasikan informasinya. Sehingga informasi yang pada awalnya bersifat residual dan privat akhirnya dijadikan menjadi informasi publik karena memiliki bobot publisitas tertentu.
Datangnya para saudagar-saudagar baru telah menggeser para bughers( pekerja seni dan penjaga toko) dan oleh para cendekiawan mereka dianggap sebagai publik yang riil. hal baru ini semakin memunculkan ketegangan antara negara/istana dengan kota. Dan negara pun berusaha untuk memasukkanpublikum (tandingan abstrak bagi otoritas publik) ke dalam masyarakat (ruang publik masyarakat sipil). Akhirnya hal ini membuat suatu tataran yang membuat kepedulian publik terhadap ruang privat masyarakat sipil tidak tergantung pada otoritas, bahkan telah dianggap oleh subyek sudah dimiliki sepenuhnya oleh mereka. Saudagar dan perusahaan harus bergantung kepada apa yang telah ditetapkan pemerintah. Hal ini selain dimaksudkan untuk mengendalikan aktivitas niaga juga untuk menguatkannya melalui regulasi. Karena pada dasarnya setiap perusahaan atau perniagaan mendukung pemisahan bisnis privat yang dijalankan dengan cara kapitalis. Dalam kehidupan masyarakat, perekonomian lokal menjadi tergantung pada perekonomian regional dan juga internasional. Sehingga terkadang regulasi perekonomian yang dibuat negara dapat mencampuri urusan privat dari individu maupun keluarga.
Di sebuah daerah, ada sebuah pelarangan dimana privat dilarang untuk menyebarkan gagasannya baik yang umum maupun yang berisi isu-isu mengenai pemerintahan kepada publik. Mereka harus mengirimkan naskahnya dulu kepada editor surat kabar pemerintah sebelum diterbitkan. Larangan ini bisa disebut sebagai publik dalam arti ruang publik, dan pastinya ruang otoritas publik. Namun bedanya ruang ini bukan lagi sebagai forum, tempat masyarakat privat yang berkumpul untuk membentuk sebuah publik, dan memaksa otoritas publik melegitimasi dirinya di depan opini publik.
Buku ini sebenarnya bagus, memberikan pengertian dan analogi mengenai berbagai permasalahan, bahkan diberikan contoh historis dari penerapannya. Footnote-nya pun jelas diberikan pengertian atau penjelasan baik sumbernya maupun rinciannya. Namun bagi seorang yang baru mulai membaca buku, misalnya seperti saya, buku ini cukup membingungkan. Yang pertama disebabkan penerjemahannya yang terasa menjadi sedikit aneh dibaca, dan yang kedua banyaknya istilah yang perlu untuk dicari artinya lebih lanjut.
Related Articles
No user responded in this post
Leave A Reply