Mahasiswa, sebuah gelar yang memikul beban dan tanggung jawab yang besar. sebuah gelar yang selalu dipandang tinggi, dimana selalu digembor-gemborkan peran mahasiswa sebagai iron stock, agent of change, dan agent of control.
Sebagai Iron stock, mahasiswa dituntut untuk memiliki idealisme yang tinggi untuk kemajuan bangsa. Mahasiswa haruslah memiliki visi ke depan supaya kelak ketika tiba waktunya untuk menjadi pemimpin sudah memiliki pandangan kuat mau dibawa kemanakah negeri ini. Mahasiswa haruslah memiliki kepribadian yang baik dan benar, sehingga kelak ketika tiba masanya menerima tampuk kepemimpinan maka negeri ini akan dipimpin oleh orang-orang yang berada di jalan yang lurus, bukan di tangan koruptor.
Mahasiswa sebagai agen perubahan merupakan tuntutan agar mahasiswa tetap memiliki idealisme yang tinggi. sehingga dengan idealisme itulah mahasiswa dapat merubah negeri ini. sebagaimana di dalam masa perebutan kemerdekaan, para pemuda indonesia memiliki idealisme yang kuat untuk dapat mendirikan sebuah negara sendiri yaitu negara Kesatuan Republik Indonesia. Mahasiswa bukanlah tidak boleh pragmatis atau skeptis, namun mahasiswa harus meminimalisir sifat-sifat tersebut. karena seringkali sifat-sifat tersebut membuat seseorang pasrah dengan hidup sehingga enggan untuk melakukan perubahan.Bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan mahasiswa sebagai agen perubahan telah banyak tercatat dalam sejarah. diantaranya yaitu penggulingan sukarno, penggulingan suharto, penggulingan habibie, demonstrasi kenaikan BBM, dan lain sebagainya. Di era sekarang agent of change mulai dirintis melalui gerakan-gerakan yang lebih humanis, misalnya dengan pembuatan desa mitra di setiap organisasi mahasiswa.
selanjutnya sebagai agent of control, mahasiswa berperan untuk dapat mengontrol jalannya sistem pemerintahan. sehingga apabila terdapat sebuah pelanggaran, maka mahasiswa sebagai manusia yang terdidik wajib untuk dapat melaporkan atau dengan cara apapun membuat propaganda supaya kasus pelanggaran tersebut dapat segera diatasi. Cara-cara yang dapat dilakukan sangatlah banyak, diantaranya adalah demonstrasi dan penggunaan media untuk menggiring opini publik. Sebagai contoh mahasiswa yang berperan sebagai agent of control di masa lalu adalah penggulingan sukarno, penggulingan suharto, penggulingan habibie, demonstrasi kenaikan BBM, dan lain sebagainya. memang terkesan sama dengan agent of change, namun sebelum terjadinya perubahan tersebut mahasiswa terlebih dahulu mengawasi atau mengontrol jalannya pemerintahan. apabila sistem pemerintahan yang berjalan korup dan tidak dapat diselamatkan lagi maka dibuatlah refoormasi sebagai bentuk perubahan dari akar-akarnya. di era saat ini bentuk agent of control biasanya dilakukan melalui media internet. sehingga peran agent of control juga telah dimiliki oleh masyarakat. Namun mahasiswa sebagai manusia terdidik tetaplah memiliki peranan utama dalam peran tersebut.
Dalam implementasinya di kehidupan, ketiga peran ini sangatlah membebani bagi mahasiswa yang memiliki kesadaran sosial dengan lingkungannya. Dimana mahasiswa selalu dituntut oleeh masyarakat untuk dapat melakukan segalanya tanpa memandang latar belakang keilmuwannya. Di dalam kehidupan kampus sendiri pun masih banyaknya dosen yang masih kolot dalam memaknai mahasiswa. khususnya para dosen alumni mahasiswa reformasi. Seringkali terdapat sindiran “mahasiswa sekarang itu tidak ada geraknya” atau “mahasiswa sekarang sudah tidak peduli lagi dengan kondisi bangsa ini”. Apakah itu benar? ketika ditanyakan alasannya barulah diketahui masih adanya euforia masa lalu dimana mahasiswa haruslah berkonfrontasi fisik melawan pemerintah. euforia tersebut tidak dapat lepas dari kehidupan mereka sehingga masih adanya keinginan untuk terulang kembali masa-masa yang dianggap sebagai masa “kejayaan mahasiswa” dimana mahasiswa dapat menumbangkan rezim yang berkuasa di masa itu. Namun ketika dilihat di masa sekarang, apakah konfrontasi langsung melawan pemerintah semacam itu masih relevan?
Sangat disayangkan bahwa masih banyaknya mahasiswa yang juga terpengaruh dengan euforia tersebut. Banyak mahasiswa yang ingin untuk dapat unjuk diri dengan melakukan demonstrasi. Namun demonstrasi tersebut tidaklah lain merupakan ajang untuk unjuk diri, baik diri dalam arti individu maupun organisasi. Khususnya organisasi pergerakan. karena dalam organisasi pergerakan sering kali terdapat hujatan atau celotehan yang tidak enak, misalnya “ini organisasi pergerakan macam apa? kok BBM naik tidak ada gerakan sama sekali”, “Apa bedanya organisasi pergerakan dengan organisasi lain kalau kita tidak demonstrasi?”. Hal-hal seperti inilah yang terkadang membuat sebuah organisasi melakukan demonstrasi, hanya sekadar demonstrasi untuk menunjukkan bahwa organisasi tersebut masih bergerak, masih berjuang untuk rakyat dan negara. Namun sekali lagi bisa dikatakan bahwa tujuan utamanya bukanlah untuk membela rakyat, melainkan untuk branding organisasi tersebut sebagai organisasi pergerakan. Sebagaimana pertanyaan sebelumnya, disini akan dipertanyakan kembali, apakah demonstrasi masih relevan di era yang sekarang ini?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, demonstrasi merupakan sebuah upaya yang dilakukan mahasiswa untuk melakukan perannya baik agent of change maupun agent of control demi kebaikan masyarakat. Orientasi dalam demonstrasi adalah masyarakat, bagaimana mahasiswa dapat membantu memperjuangkan kepentingan rakyat melalui demonstrasi tersebut. Karena itulah ketika era menjelang reformasi, masyarakat mendukung adanya demonstrasi dan bahkan memberikan makanan-makanan kepada mahasiswa dan demonstran lainnya. Namun ketika dilihat di era sekarang ini, demonstrasi semacam itu sudah tidak relevan lagi walaupun dilakukan dengan prosedur yang benar dengan meminta izin kepada kepolisian. Sekali lagi saya tekankan, demonstrasi berorientasi pada rakyat, demi rakyat. Namun yang dapat dilihat dalam demonstrasi di era sekarang ini, demonstrasi justru merugikan bagi masyarakat sekitarnya. Misalnya yang pertama, pembakaran ban di tengah jalan menyebabkan bertambahnya polusi udara. Mahasiswa merupakan manusia terdidik, pastilah tahu kkandungan berbahaya di dalam asap, khususnya asap ban. juga pastilah tahu adanya fenomena green house effect, dan juga pastilah tahu bahwa di jalanan polusi udara sudah tinggi akibat banyaknya kendaraan di era sekarang ini. Fungsi pembakaran ban hanyalah sebagai penarik perhatian melalui api dan kepulan asap yang dikeluarkan, tidak ada manfaat lain. Dengan melakukan pembakaran ban tersebut, berapa banyak masyarakat sekitar, khususnya pengguna jalan serta mahasiswa demonstran itu sendiri yang menjadi korban akibat polusi. Kalau dihitung-hitung, apakah manfaat yang diperoleh dari pembakaran ban dengan perubahan yang terjadi dalam pemerintahan sepadan? saya pun tidak tahu jawabannya.
Selanjutnya mengenai dampak terhadap masyarakat, selain menebarkan polusi dengan adanya pembakaran ban juga menimbulkan ketidaksukaan masyarakat terhadap mahasiswa. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidaksukaan tersebut, misalnya kebisingan yang timbul karena demonstrasi. kebisingan yang dimaksud disini bukanlah hanya kebisingan suara dari demonstran mahasiswa itu sendiri, melainkan juga kebisingan yang ditimbulkan akibat terjadinya kemacetan. dimana setiap kendaraan berlomba dalam memencet belnya sekeras-kerasnya. masyarakat di sekitar area tersebut pastilah terganggu dengan kebisingan yang ada. Sampai di sini sudah dapat ditemukan dua macam polusi yang diakibatkan, yaitu polusi suara dan polusi udara. Selanjutnya sebagaimana yang sempat disebutkan sebelumnya, terjadinya kemacetan diiringi dengan bunyi-bunyian klakson kendaraan.dimana hampir setiap pengendara memencet klakson kendaraannya dengan penuh emosi. Emosi tersebut disebabkan oleh banyak hal, dimulai dengan cuaca yang panas, gerah, bunyi-bunyian klakson dimana-mana, dan ketakutan akan terlambat dalam sebuah agenda. Karena kemacetan yang diakibatkan oleh demonstrasi biasanya cukup lama bahkan hingga sampai satu jam.
Perlu diperhatikan juga bahwa banyaknya masyarakat yang tidak mendukung dalam demonstrasi ini. Berbeda dengan masyarakat di masa lampau yang mendukung penuh demonstrasi mahasiswa. saat ini bahkan masyarakat banyak yang mengecam aksi demonstrasi ini, baik yang melihat secara langsung maupun yang hanya menyaksikan di televisi. Hal ini mungkin bisa dijadikan skripsi mengenai respon masyarakat terhadap demonstrasi. Selain itu juga Informasi yang disampaikan pada saat demonstrasi pun tidak jelas, mahasiswa berkoar-koar di tengah jalan dan masyarakat di sekelilingnya menutup telinga dikarenakan kebisingan yang terjadi atau justru suara mahasiswa tertutupi oleh suara klakson yang ada. Sehingga niat mahasiswa yang selain untuk membantu memperjuangkan masyarakat kepada pemerintah, juga bertujuan untuk menyadarkan dan mengarahkan opini masyarakat, semuanya gagal dikarenakan tidak adanya pesan yang sampai ke masyarakat. Bahkan masyyarakat yang terjebak dalam kemacetan dan kebisingan justru mengecam para demonstran dengan berbagai makian. Dalam hal ini, apakah demonstrasi masih relevan dalam dunia yang seperti sekarang ini?
Jawabannya ada dalam diri masing-masing pembaca sendiri. Yang pasti sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, demonstrasi yang bertujuan untuk membela rakyat justru memberikan penyakit melalui polusi yang disebabkannya, menimbulkan emosi melalui kemacetan dan kebisingan, suaranya tidak terdengar masyarakat, dan belum tentu didengarkan oleh pemerintah. Sebagai tambahan, seringkali mahasiswa dengan idealismenya memandang banyak hal sebagai masalah dalam kehidupan bermasyarakat. sebagai contoh adalah kenaikan BBM. Kenaikan BBM merupakan masalah yang sangat besar, namun jika dibandingkan masyarakat golongan menengah ke atas dan juga mahasiswa merasakan dampak yang lebih besar dibandingkan golongan mengengah ke bawah. Karena di wilayah asal saya yang sebagian besar masyarakatnya adalah golongan menengah ke bawah, mereka tidaklah terlalu mempersoalkan masalah kenaikan BBM. Yang menjadi pertanyaan, kenapa mahasiswa dan golongan menengah ke atas justru lebih gencar berdemonstrasi dengan mengatas namakan masyarakat bawah? Untuk masyarakat golongan menengah ke atas, mereka memiliki banyak kendaraan khususnya mobil yang bahkan terkadang melebihi jumlah anggota keluarganya. Sehingga dengan naiknya harga BBM maka akan bertambah pula pengeluaran untuk bensinnya terlebih jika menggunakan mobil yang lebih boros jika dibandingkan motor. Selain itu dalam usahanya pun, kelompok menengah ke atas sangatlah perhitungan dengan keuntungan yang diperolehnya. dimana kenaikan BBM akan sangat mengurangi jumlah pendapatan mereka. Alasan yang hampir mirip juga terdapat di kalangan mahasiswa, dimana dengan adanya kenaikan BBM maka mahasiswa akan memiliki pengeluaran yang lebih besar, yang pertama dikarenakan kenaikan pengeluaran untuk bahan bakar kendaraan, dan yang kedua dikarenakan terdapat kenaikan pengeluaran dalam bidang konsumsi dimana harga-harga makanan di warung pun ikut naik. dengan kenaikan pengeluaran tersebut maka uang saku mahasiswa yang didapatkan dari orang tuanya akan lebih cepat habis.
Namun di era yang sekarang ini mahasiswa juga memiliki cara yang lebih efektif dalam melakukan perannya sebagai agent of change dan agent of control. dimana mahasiswa dapat secara aktif membantu pemerintah dalam memberdayakan wilayah tertinggal. Bukan hanya melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) saja, melainkan juga hampir pada tiap organisasi mahasiswa memiliki desa mitra. Dalam desa mitra tersebut mahasiswa dapat berperan aktif membantu masyarakatnya untuk dapat menemukan potensi yang masih belum tergali di wilayahnya. Program ini sangatlah bagus dan lebih diterima oleh masyarakat, dimana di dalam program ini mahasiswa tidaklah hanya pandai dalam berwacana melainkan juga dituntut untuk dapat melakukan aksi nyata di masyarakat. Selain dapat membantu masyarakat, dengan adanya pengabdian desa atau desa mitra tersebut juga dapat dijadikan sebagai media mahasiswa untuk dapat belajar mengenai cara bersosial yang baik dengan masyarakat. Perubahan tidaklah selalu harus dari atas, tidaklah selalu harus diubah dari sistem pemerintahannya secara langsung, namun perubahan bisa diperoleh dengan merubah hal-hal kecil yang disekitar kita terlebih dahulu.
Related Articles
No user responded in this post
Leave A Reply